Detail Produk
Pendahuluan
Jika kita ingin memahami apa yang akan dilakukan Allah di masa yang akan datang, lihatlah apa yang telah dilakukan Allah di masa yang lalu. Allah tidak menginginkan kita hidup dalam ketidak-tahuan; Ia selalu menginginkan umat-Nya memahami tindakan-Nya. Allah telah menahbiskan tujuh pintu yang melaluinya kita bisa melihat rencana ilahi-Nya, dan ini adalah ketujuh hari raya bangsa Israel. Tuhan berfirman kepada Musa, “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: ‘Hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN yang harus kamu maklumkan sebagai waktu pertemuan kudus, waktu perayaan yang Kutetapkan’ (Imamat 23:2)”
Allah sendiri menetapkan tujuh hari raya untuk membimbing bangsa Israel menjalani abad-abad hingga Mesias datang. Orang-orang Kristen seringkali salah mengasumsikan, yaitu bahwa hari-hari raya ini hanyalah khusus bagi orang-orang Yahudi, namun Alkitab menjelaskan bahwa hari-hari raya ini adalah milik Tuhan. Semua orang, Yahudi dan bukan Yahudi, memiliki hak untuk menikmatinya.
Masaraya Tuhan ini memiliki paling kurang tiga tujuan: Pertama, dimaksudkan untuk menarik pikiran dan hati manusia mendekat pada Allah. Kedua, adalah sebuah waktu persekutuan dan sukacita yang indah. Ketiga, menggambarkan Kebenaran “Pengajaran” Rohani yang luar biasa yang membentuk format rencana Allah di segala abad, Pergerakan Gereja Menuju Kesempurnaan.
Masaraya Tuhan
Masaraya Tuhan adalah suatu pokok yang terselubung dan jarang dibicarakan orang secara menyeluruh; minimal tidak digumuli secara berkesinambungan. Padahal pokok ini memiliki unsur-unsur yang mengagumkan, khususnya dalam penerapan dengan derap langkah gereja yang kita harapkan.
Urut-urutan Masaraya Tuhan dalam Imamat dua puluh tiga, yang merupakan langkah-langkah ritual umat Israel dalam klimaksnya pada pesta pondok Daun, memiliki segi-segi progresif bagi pertumbuhan iman Israel Rohani atau gereja Tuhan, dari saat percaya Kristus sampai dewasa penuh, sempurna dalam kekudusan. Penerapan yang baik tahapan Masaraya Tuhan dalam kehidupan setiap pribadi orang percaya, dapat memberi arah dan visi yang benar untuk pencapaian sasaran akhir keselamatan, suatu kematangan iman dan rohani.
Penulis meyebutnya “Masaraya Tuhan” dan bukannya’ hari-hari raya Israel’ karena kalau diperhatikan topik ini sebagai suatu kesatuan ketetapan Allah yang tak dapat diputuskan.
Bahasa Ibrani untuk kata ‘Perayaan’ atau ‘Masaraya’, mo’ed, berarti “suatu waktu sukacita yang telah ditentukan atau ditetapkan”. Juga diartikan sebagai “Festival”. Sebuah kata yang memiliki arti yang sangat mirip adalah mikrah, yang mengidentifikasikan “sebuah prosesi/latihan atau pertunjukan”. Seperti sebuah latihan prosesi pertunjukan busana, jadi Masaraya ini memberikan sebuah gambaran penting dari sebuah rencana nubuat Allah. Gabungan ketujuh Perayaan, yang dilembagakan secara illahi tidak lama setelah bangsa Israel bebas dari perbudakan Mesir, akan menjadi sebuah cetak biru rohani tentang apa yang terbentang di depan, baik bagi bangsa Israel, Yerusalem, maupun seluruh dunia.
Pengamalan doktrin atau pengajaran yang dipantulkan oleh Masaraya Tuhan secara sebagian-sebagian adalah suatu tindakan yang tidak bertanggung jawab. Itu adalah suatu tindakan yang memutuskan garis rencana agung Kristus terhadap jemaat-Nya. Memang kita mungkin menjumpai bahwa ada bagian yang lebih cocok pada kita, gereja kita, kelompok kita dari pada bagian lainnya. Akhirnya kita membangun gereja kita, kelompok kita, iman kita diatasnya. Tidak mungkin ! Masaraya Tuhan adalah suatu kesatuan dan pelaksanaannya harus mengikuti tahapan yang telah dipolakan sampai selesai. Allah sedang mencari umat-Nya, hamba-hamba Tuhan yang hatinya terbuka dan siap menerima segala kebenaran. Denominasi jangan dijadikan penghalang bagi iluminasi/pencerahan kebenaran Firman Tuhan.
Mengingat langkah-langkah pertumbuhan gereja sangat luas, dan pokok Masaraya Tuhan sangat kompleks dan memiliki rangkaian arti yang tak terduga, maka saya hanya membatasi pembahasan pada pola, sistem dan langkah-langkah dasar yang bersifat umum, sesuai dengan ekspresi yang dipantulkan oleh setiap pesta. Pokok-pokok doktrinal tidak dibicarakan secara terinci. Namun demikian Penulis telah berusaha mengamati segala ungkapannya sesuai dengan terang Injil.
Buku ini, dengan segala keterbatasan penalaran dan analisa, diusahakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan pertumbuhan iman umat Tuhan dewasa ini. Moga-moga segala kebenaran yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan bagi kesatuan dan kedewasaan tubuh kristus.
Penulis:
Dr. Henoch F. Saerang, Ph.D., M.Th